______ Let's ______

TRAVEL. DIVE. EAT. FLY. WRITE. 

_________ Because Everything is Awesome _________

 

 

 

April 22, 2015

Pokhara, Paragliding pertama


Pokhara adalah kota terbesar kedua di Nepal. Kota ini terletak di utara sebelah barat dari Kathmandu.Posisinya yang dekat dengan pegunungan Annapurna menjadikan kota ini ramai dengan turis. Kabarnya kota ini merupakan kota dengan biaya hidup paling mahal di Nepal. Dahulu Pokhara merupakan kota penting untuk jalur perdagangan antara China dan India.  Pokhara cenderung tenang dibandingkan Kathmandu

Hal pertama kali yang paling sering ditawarkan oleh kota ini adalah Aktivitas outdoor - nya. Berbagai aktivitas mulai dari zipline, bunge Jumping, trekking  hingga paraglding bisa di temukan disini. Berdasarkan informasi di internet, Pokhara merupakan salah satu tempat terbaik untuk paragliding  di dunia!

Seri perjalanan 14 hari backpacking ke Nepal bisa diliat di tautan berikut :

[4 - 5 April 2015]
Hibernasi di Pokhara
Setelah menyelesaikan trekking yang melelahkan ditambah lagi pantat panas dan perut acak-acakan setelah perjelanan jeep yang seperti neraka!, Kami memutuskan untuk berhibernasi selama 1.5 hari di Pokhara. Kami tiba di Pokhara jam 1 siang.  Kami pun tidak lupa berkunjung ke restoran halal yang kami sempat kami kunjungi di hari pertama sebelum trekking. Sudah hampir 7 hari saya menjadi vegetarian, kini saatnya kembali menjadi Omnivora lagi! Semua makanan saya lahap tanpa peduli.

Lokasi tempat kami makan adalah Pokhara Hall food land,  salah satu restoran halal di sepanjang jalan Lakeside. Lokasinya cukup tersembunyi yaitu harus masuk ke kompleks pertokoan.. Makanannya sangat bervariasi mulai dari makanan lokal, Asia, Mediteran hingga Western. Harga cenderung lebih mahal dibanding restoran lokal lainnya dengan rentang harga 200-500 NPR untuk makanan berat dan 50 - 200 NPR untuk minuman. Restoran halal lainnya juga ada bernama Zaayqaa yang terletak sekitar 15 menit dari Pohkhara halal food land.

Setelah makan kami harus mencari penginapan lagi. Sialnya, saat itu adalah akhir pekan sehingga beberapa penginapan banyak yang sudah penuh. Kami berencana menginap di tempat yang sama namun kami ditawarkan penginapan oleh seorang calo penginapan. Calo penginapan sangat banyak di Pokhara. Kami pun melakukan tawar menawar dan mendapatkan harga 500 NPR (lebih murah dari penginapan sebelumnya) bahkan kami sudah diperlihatkan kamarnya. Malangnya tawaran dia kami tolak mentah-menatah. Liat raut wajahnya pun tampaknya sedikit emosi. Kami kembali mencari hingga hujan turun. Tampaknya memang penginapan sudah penuh semua bahkan sempat kami salah masuk ke panti pijat..haha. berkali-kali masuk ke beberapa jaln kecil tetap saja nihil. Untungnya kami masih bisa menemukan penginapan murah juga meskipun agak masuk ke dalam. mungkin kami kena karma gara-gara menolak tawaran calo tadi. haha.
Kios-kios lokal di samping danau Phewa
Sore harinya saya menyempatkan berkunjung ke danau Phewa, danau terbesar ke 2 di Nepal. Di tengah danau ,Phewa terdapat kuil yang bernama Tal Bharahi. Satu-satunya cara kesana adalah dengan menggunakan perahu. Ada perahu rutin setiap harinya kesana dengan perjalanan sekitar 15 menit saja. Pusat keramaian kota Pokhara itu memang sebelah danau ini sehingga cukup jalan kaki dari penginapan. Suasana matahari disana sangat indah. Beberapa aktivitas warga mulai dari pedagang hingga memancing. di sekitar danau pun terdapat beberapa bar dan rumah makan. sayangnya saat langit sudah malam tidak ada penerangan di pinggir danau.

Tak banyak orang tahu tentang Indonesia
Ada kejadian yang bikin nyesek hati. Suatu ketika di malam hari teman saya membeli sebuah kartu pos  di Pokhara katanya sih mau dikirim buat modusannya hehe lalu terjadi lah percakapan antar dia , panggil saja A,  dan penjual kartu pos, panggil saja B.

A : "Mas, bisa kirim kartu pos via toko ini?"
B : "Bisa-bisa, tinggal beli perangko saja lalu masukkan ke kotak itu" sambil dia menunjuk kotak pos di depan tokonya.
A : "Kalau di kirim ke Indonesia berapa perangko perlunya?" tanya A lagi
B : "Indonesia? dimana itu?" jawab pedagang toko
A : "#!$@$@%#@$!!!...itu di ASEAN"
B : "hah, dimana? ada ya?"
A : "^!Q%@#%!!....itu dekat Singapura"
B : "oh Singapura..."
A : "%^!#$&!&#$&#!!"

Sempat beberapa kali selama trekking kami dikira orang lokal bahkan porter gara-gara barang yang kami bawa. Turis-turis ketika bertemu dengan kita, mereka selalu bilang "Namaste" kemudian bertanya arah. Sebenernya beberapa orang lokal memang mirip muka-muka kita sih. Kadang juga kita dikira orang China sampai-sampai mereka bilang "Ni Hao" atau bahkan dikira orang Jepang padahal kulit kami hitam-hitam semua. haha

Indonesia itu negara dengan kepadatan penduduk ke 4 di dunia. Negara kepulauan terbesar di dunia. sempat menjadi negara OPEC brooo..... Ini PR kita semua!

Paragliding di salah satu tempat terbaik di dunia
Paragliding
Ini merupakan pengalaman paragliding pertama saya. Saya sudah berada di tempat yang tepat untuk ini jadi langsung shikatttt!.

Cukup satu kata "MAHAL!". Untuk sekali terbang selama 15 - 30 menit kami harus merogoh kocek sebesara 8500 NPR atau 85 USD. Tekor dah! Semua penyedia jasa memasang harga yang sama dan tidak bisa tawar menawar lagi. Harga ini sudah standar dari asosiasi untuk paragliding

Banyak perusahaan yang memeberikan jasa tandem paragliding seperti beberapa pemain utama blusky, frontier dan sunrise. Semua perusahaan memeiliki harga yang sama dan pelayanan yang nyaris mirip. Ini sudah menjadi standara organisasi Paragliding di Nepal. Reservasi bisa dilakukan di hari sbelumnya atau di hari yang sama. Kemaren saya Memesan langsung ke Sunrise namun ternyata mereka penuh sehingga kami dipindah ke penyedia lain.

Kapan sebaiknya terbang? apakah di pagi hari atau siang hari? kita diberi 2 pilihan itu ketika mereservasi. Masing-masing ada kekurangan dan kelebihan. Di pagi hari cuaca cenderung tidak berawan sehingga latar pegunungan akan sangat terlihat dan sangat cocok untuk yang mau narsis. Kekurangannya adalah karena udara belum terlalu panas sehingga tidak banyak angin di pagi hari. Hasilnya durasi terbang di pagi hari tidak terlalu lama. Siang hari, langit cenderung berawana sehingga kadang latar tertutup awan. Kondisi angin berbanding terbalik dengan pagi hari. Angin di siang hari lebih kencang daripada pagi hari. Cocok untuk yang mau berlama-lama merasakan sensasi terbang.

Saya tandem dengan seorang Polandia. Paragliding adalah pekerjaannya. Dia berkeliling dunia dengan bekerja sebagai instruktur paragliding. Dia bekerja sesuai passion-nya. Kadang saya iri dengan orang-orang seperti yang berani hidup nekat bekerja seadanya tapi senang-senang hehe. Dia berkata bahwa paragliding itu seperti naik sepeda, jika sudah dapet feel nya maka mengedalikan parasutnya pun akan mudah.

No comments:

Post a Comment