______ Let's ______

TRAVEL. DIVE. EAT. FLY. WRITE. 

_________ Because Everything is Awesome _________

 

 

 

April 23, 2015

Kathmandu, Kota di antara pergunungan


Kathmandu disini bukan merek dagang peralatan outdoor meskipun hal yang akan muncul di google paling atas adalah sebuah merek (coba deh). Kathmandu yang saya maksud adalah the only metropolitan city in Nepal. Kathmandu merupakan sebuah kota yang terletak di tengah Nepal yang berada di ketinggian 1400 mdpl dan dikelilingi oleh bukit dan gunung sehingga berbentuk seperti mangkok. Bisa dibilang bentuknya semacam Bandung. Kota ini merupakan kota penting di Nepal sebagai pusat permerintahan, pendidikan, budaya ekonomi hingga kegiatan pariwisata. bisa dibilang "belum ke Nepal kalo ga ke Kathmandu"...ya iyalah.. satu-satunya bandara internasional di Nepal adalah di Kathmandu.  Apa yang saya rasakan ketika pertama kali ke tempat ini adalah saya tidak melihat bahwa ini adalah sebuah kota besar penuh dengan gedung-gedung pencakar langit. Kathmandu bagi saya adalah kota tua yang penuh dengan sejarah dan budaya layaknya sebuah museum di udara terbuka.

Seri perjalanan 14 hari backpacking ke Nepal bisa dilihat ditautan berikut:
14 days Backpacking through Nepal : The Himalayan Dream Journey

[5-7 April  2015]
Selamat datang lagi di Kathmandu!
Bus kami sempat berhenti di beberapa tempat di kota Kathmandu. Ini membuat kami bingung karena kota ini masih belum cukup familiar buat kami. Niatnya kami menunggu turis-turis lain turun dan beranggapan bahwa kami pun juga harus turun. Ternyata mereka turun secara acak! ada yang turun ada yang tetap di bus ada juga yang kebingungan seperti kami. Hingga pada akhirnya kami diusir dari bus dan begitu pun dengan turis yang kebingungan lainnya. Supir bus itu bilang "ini Thamel!". Bagi kami Thamel itu seperti yang pernah kami lihat sebelumnya dan ini sangat berbeda.

Kami mengikuti seorang turis yang cukup percaya diri. dia bilang, "ya, ini Thamel!". Kami ragu dengan dia tapi kami tetap mengikutinya haha. Sesaat kami berjalan kami melihat keramaian. sebuah jalan kecil yang sebenarnya muat untuk 2 mobil namun karena terlalu banyak orang...dilewati satu mobil pun cukup sulit. Saya pun sudah yakin bahwa ini Thamel meskipun Thamel yang entah sebelah mana. 

Pertama kali yang kami pikirkan adalah penginapan. Rencana kami yaitu go show saja tanpa mereservasi di hari sebelumnya. Kami hanya tahu Alobar1000, tempat menginap kami saat pertama kali sampai di Kathmandu. tempat Itu lah prioritas penginapan kami sekarang. Dengan sedikit kreatifitas kami pun tiba juga di Alobar1000 namun ternyata semua kamar sudah terisi penuh. Akhirnya kami direkomendasikan ke penginapan rekanan mereka yang berada di tengah-tengah Thamel, 327 Thamel Hostel. Hostel 4 tingkat ini lebih modern dan bersih dibandingkan Alobar. Temboknya di beton dan di cat warna tidak seperti bangunan-bangunan lainnya yang cenderung berwarna merah atau warna asli. Kami pun selesai untuk registrasi kamar. Paspor kami sudah disalin dan pelayan hostel membawa kami ke kamar. Kamar kami berbentuk dorm campur dengan kamar mandi dalam yang ada celah sedikit. aduh...kenapa pikiran saya jadi negatif gini haha. 

Surga Pashmina dan Chasmere
Toko-toko penjual Pashmina
Malam pertama di Kathmandu kami gunakan untuk memberli oleh-oleh memang standarnya kaos-kaos bertuliskan Annapurna atau Everst biar kece kalau dilihat orang rumah. Lainnya saya ingin yang khas nepal dan terpikirlah Pashmina dan Cashmere karena semua toko disini jual itu semua. Semua toko menjual Pashmina dan Cashmere, semacam selendang untuk penghangat, padahal tidak semua turis disini adalah wanita. Kadang saya berpikir apakah ada turis pria yang beli kedua barang itu? tentu saja ada salah satunya saya! haha...tapi untuk oleh-oleh ibu dan kakak. 

Saya bingung mana yang harus saya beli untuk ibu dan kakak saya. Pashmina atau Cashmere. Saya tidak tahu bedanya dan paling terlihat cuma Cashmere lebih mahal dari Pashmina haha. Akhirnya saya pun mencari di google perbedaannya dapatlah kalimat di bawah

"Another very well known word for Cashmere is Pashmina"

Waduh..ternyata sama-sama aja trus apa bedanya? Okelah saya tidak akan bercerita lagi tentang apa beda. Ternyata Pashmina/Cashmere merupakan garmen khas dari area himalaya. Mereka sudah membuat kain ini selama berabad-abad. Memang fungsi dari selendang ini untuk penambah kehangatan di gunung yang bersuhu urdara dingin. 

Terbuat dari benang wool yang berasala dari hewan-hewan yang berada di sekitar Himalaya. Tidak bisa dipungkiri negara-negara di sekitar Himalaya seperti India, Nepal, Pakistan dan Tibet merupakan eksportir Pashmina/Cashmere di seluruh dunia. Meskipun berada di Nepal tempat benang-benang wool itu berasal, katanya sih masih ada aja yang palsu. Bagaimana cara membedakan yang palsu atau asli? katan internet berdasarkan level ke UWWOWWness-an ketika kita menyentuhnya. Saya pun mencoba memegang satu demi satu kain-kain itu dan memang UWOOOWW-lah. Saya belum pernah memegang jenis garmen selama ini seumur hidup dan ini yang kali pertama! haha. Rasa halus tapi benang-benangnya agak-agak mengembang menggelitik sensor-sensor di jari tangan. Pokoknya gitulah. Harganya bervarias mulai dari yang murah sekitar 40-100 NPR hingga yang jutaan. 

Ada juga Teh yang berbagai jenis mulai yang berbau melati hingga yang berbau rempah-rempah yang kadang saya pun tidak kuat untuk meminumnya. paling mantap itu Lhasi, Yogurt khas India/Nepal. Banyak sekali toko-toko yang menjual ramuan-ramuan minuman itu berkisar antar 30NPR sampai 200NPR tergantung ukuran.

Lagi-lagi bertemu turis-turis kere tapi kece
Kehidupan seorang backpacker memang tidak ada habisnya. Kami bertemu orang-orang random selama di hostel ini. Mayoritas adalah para muda mudi yang memang mau menikmati hidup dengan cara keliling dunia. Apa yang mereka lakukan sebenarnya hanyalah minum dan menikmati hidup.

Pagi hari di hari kedua kami, kami sempat menyantap makan pagi yang sederhana. Tiba-tiba saja seorang wanita berkebangsaan Belanda menghampiri kami dan mengajak bergabung. Dia memang teman sekamar kami.  Nampaknya dia baru saja berjalan-jalan di India selama beberapa bulan. Dia berkata,"India itu memang antara Benci dan Cinta". Di benci India tapi juga Cinta..ntahlah perasaan macam apa itu. Dia bercerita tentang bagaimana perjalanannya di India dan hal yang menggelitik kami adalah bagaimana dia bisa mengumpulkan duit untuk bertahan hidup disana. Dia menjadi teman minum para turis di India. Padahal ini wanita ...cantiiikk banget dan ternyatanya lagi dia adalah seorang EO manager di Belanda. Dia keluar dari pekerjaan untuk jalan-jalan.... dan sangat disayangkan sekali jika pengorbanannya harus seperti itu. Untung setelah beres kami makan kami ga harus bayar dia karena sudah menemani kami hehe..

Durbar Square
Banyak merpati di sekitar durbar square
selepas menyelesaikan makan pagi. Kami berencana menuju Durbar square. Sayangnya wanita belanda tadi sudah mempunyai rencana lain sehingga menolak ajakan kami untuk mengunjungi durbar square. Ternyata posisi Durbar square tidak jauh dari Thamel cukup berjalan selama 20 menit. berjalan lurus melewati kehidupan-kehidupan lokal dan beberapa kali kami melewati hiruk pikuk pasar. kadang kami harus bergabung dengan masyarakat sampai membeli snack dan buah-buahan segar. Tapi ini lah yang saya cari, sensasi lokal!

Katheshibu stupa
Durbar square sebenarnya adalah istilah yang digunakan oleh orang Nepal untuk meenyebut plasa yang berada disekitar istana kerajaan. Tempat-tempat seperti ini biasanya dilengkapin oleh kuil, lapangan terbuka, air mancur dan banyak lagi. Mungkin kalau di bahasa kitanya seperti "alun-alun". Durbar square memiliki arsitektur yang khas. Saya memang bukan ahli arsitek tapi dengan melihat penampakan gedung-gedung kuno di durbar square mampu memabawa saya hanyut dengan keindahannya. Hingga saat ini, tempat ini nampaknya masih menjadi pusat kegiatan masyarakat disana. Kita bisa melihat pasar disekitar sana, tempat ibadah dan beberapa turis.

Durbar Square
Mayoritas orang Nepal adalah beragama Hindu. Sapi merupakan hewan suci dan bisa ditemukan hampir disetiap tempat salah satunya di Durbar Square ini. Jangan heran kalau dimana-mana sapi bisa berjalan bebas di tengah kota bahkan beberapa kali sempat terlihat duduk santai di tengah jalan.

Berkumpul bersama masyarakat
Kami bertiga sempat disapa oleh orang lokal disana. Dia tahu bahwa kami adalah turis. Lewat perbincangan dengan dia ternyata dia adalah seorang mahasiswa jurusan hubungan internasional. Nampaknya memang sudah tugas kuliahnya untuk sering berinteraksi dengan turis. Percakapan standar pun terjadi

"Where are come from?", tanya dia.
"We are from Indonesia", Jawab salah satu teman saya
"IN...DO..NE..SI...A", balasnya. dia terus menerus mengeja kata Indonesia hingga kami berpisah. ntahlah apakah dia memang tahu atau sedang mencari-cari dimanakah negara ini berada. Dan yap.. ternyata PR kita masih banyak

Kepulangan kami ditemani kerusuhan
Inilah hari terakhir kami di Nepal. Pegawai hostel memperingatkan kami bahwa hari kemarin dan hari ini akan terjadi kerusuhan terhadap pemerintah. Normalnya mereka akan meminta toko-toko di Nepal untuk menutup dagangannya dan juga para supir taksi untuk tidak beroperasi. Sialnya transportasi yang kami tahu hanyalah taksi. pegawai hostel berpesan bahwa pergilah ke bandara sepagi mungkin atau alternatif lainnya adalah naik bus ke bandara.

Kami memilih berangkat sepagi mungkin dan menunggu di bandara. Kami melewatkan makan pagi kami dan berharap di bandara ada harapan. Ternyata tidak ada yang menjual makanan berat di Bandara sekalinya ada itu mahal sekali sedangkan kami tidak punya cukup NPR. Akhirnya kami pun terpaksa makan roti yang tidak fresh yang dijajakan di ruang tunggu.

Sembari menunggu kami bernostalgia kembali kisah-kisah bodoh kami di Nepal. Nepal memang memeberikan kenangan tersendiri. Kenangan tentang..
rasa bangga sudah menginjakkan kaki di atas Himalaya...
rasa rindu disaat kami sudah mulai mencitai negara ini...
rasa sedih karena PR kami terhadap negara kami tercinta masih sangat banyak...
dan semua rasa-rasa yang masih teringat hingga saat ini...
akhir kata...

"Terima kasih Nepal"

6 comments:

  1. Keren banget bro... seru abiz baca artikel ini, terlebih beberapa artikel related. Memang, baru tahun depan, aku baru akan sampai di Nepal. Sama sekali buta... terima kasih banyak dengan artikel ini..

    Oh ya, semoga bisa mendapatkan kontek number dari anda, paling gak no WA deh, banyak hal yang pengen aku tanyakan terkait trip- trip ini. Semoga tidak keberatan ya...

    Terima kasih

    Peng

    www.ranselahok.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mas. boleh mas. bisa add facebook saya saja mas klo boleh

      Delete
    2. Ransel Ahok. itu di bawah ada yang ngajakin ke Nepal. siapa tau pas dan tertarik

      Delete
  2. mas ransel ahok salam kenal, saya ber4 ada plan ke nepal may 2017, kl jadwalnya sesuai sm mas bro gabung sama kami saja. karena kami rencana ke Tibet (dimana yang saya baca min 5org dgn kewarganegaraan yg sama utk dpt permit ke Tibet). email ke andar.sugar@gmail.com

    ReplyDelete