______ Let's ______

TRAVEL. DIVE. EAT. FLY. WRITE. 

_________ Because Everything is Awesome _________

 

 

 

November 9, 2014

8 Days in China : Dunhuang, Kota oase di tengah padang pasir


Sejarahnya Dunhuang merupakan pemberhentian terakhir untuk para pedagang dari china bagian timur untuk berdagang dengan para pedagang dari China Bagian Barat ataupun Asia tengah. Diperkirakan peradaban di Dunhuang sendiri dimulai pada tahun 2000 sebelum masehi. Dunhuang juga merupakan kota oase yang letaknya berada di antara gurun Gobi sehingga sejauh mata memandang kota ini dikelilingi oleh pasir. Di kota ini terdapat danau yang sampai saat ini dijaga keberadaannya dan dijadikan objek wisata. Danau itu terkenal dengan nama Cressent Lake. Sempat saya pikir bahwa Oasis itu hanyalah fatamorgana. manusia di dalam film. Kunjungan saya ke kota ini memutar-balikkan apa yang ada di otak saya. Sekarang saya percaya bahwa keberadaan air di tengah gurun pasir antah berantah yang gersang ternyata ada.

Dunhuang menurut saya adalah kota yang paling ramah dan bersih selama perjalanan ini. Beberapa kali saya berpikir kalau saya tidak berada di China. Selain itu juga makanan lokal disini pun sangat enak dan cukup banyak yang halal. satu lagi yang paling menarik dari kota ini yaitu banyak papan petunjuk dan informasi dalam huruf alfabet dan bahasa inggris!

Seri lengkap tentang perjalanan lainnya di China bisa di lihat di tautan berikut
[29 Oktober 2014]
Selamat datang di Dunhuang
Kami tiba jam 7 pagi, Kedatangan kami di stasiun Dunhuang benar-benar disambut dengan meriah oleh penduduk lokal. Sayangnya mereka hanyalah para supir taksi. Berbagai orang berdatangan menuju arah kami menawarkan jasa taksinya. Seorang ibu-ibu yang berumur pun menarik tangan saya ketika saya hendak menuju bis. Cengkramannya kuat bagaikan borgol namun senyumannya yang membuat saya tetap iba. Karena kami hanyalah turis-turis kere, kami tetap meningalkan ibu-ibu tadi demi menghemat pengeluaran.

Dunhuang Downtown
Bis seharga 3 CNY ini melaju membawa kami entah kemana pun yang mereka mau. kami pasrah saja ketika tiba-tiba bus ini berhenti dimanapun itu. Kami turun dari bis ketika semua orang turun atau diusir. Ternyata kami diturunkan dekat dengan Dunhuang Downtown. Saya pun lega karena sesuai dengan ekspetasi sebelumnya.  Dikarenakan hari masih sangat pagi maka hanya sedikit toko-toko yang buka disana. Seperti biasa perut kami terlalu cepat lapar. Saya melihat sebuah menara mesjid dari kejauahan. Menara mesjid ini kemudian menjadi pemandu kami mencari makanan halal.

Berhati-hati dalam memesan Hostel

Selepas makan pagi kami, memberhentikan taxi seharga 15 CNY untuk menuju penginapan kami dekat dengan tempat wisata Cressent Lake, sekitar 6 km dari Dunhuang Downtown. Kami sudah memesan online hostel bernama 1001 reading inn via booking.com, faktanya setelah kami sampai di TKP ternyata hostelnya sudah tutup! Gerbangnya tertutup, rumput-rumput sudah tumbuh tak karuan dan hanya seekor kambing yang menjaga.

Ini ceritanya tidak percaya kalau hostelnya sudah bangkrut jadi kami memaksa masuk dengan memanjat pagar ke dalam

Untungnya masih ada 1 hostel yang buka tepat di sebelah hostel kami sebelumnya yaitu charly's john dune guest house. Hostelnya lumayanlah tapi sayangnya tidak ada penghangat. Posisi hostel kami tepat berada di samping sand dune atau sekitar 15 menit dari downtown. Pada saat itu kami hanya melihat seorang turis saja di dalam hostel itu dan itupun sesaat ketika dia check out. Dia mengalami hal yang sama dengan kami yang pada awalnya memesan hostel yang sudah tutup tadi. Awalnya kami memilih penginapan di daerah ini adalah agar bisa menikmati sunrise dan sunset namun sayangnya daerah ini sudah seperti kota mati. Ketika malam tiba semuanya gelap dan tak ada kehidupan haha..

Cressent moon lake


Cressent moon lake
Tiket masuk menuju tempat wisata ini seharga 120 CNY, seperti biasa harganya mahal. Banyak sekali Aktivitas yang ditawarkan disana mulai dari mengendarai unta, ATV, sand ski sampai gantole. Kami lebih memilih jalan kaki untuk menikmati gurun ini. Berjalan hingga ke puncak bukit pasir. Butuh sekitar 30 menit untuk kami mencapai puncak. Dari puncak, saya melihat hamparan bukit-bukit padang basir dan sebuah oasis yang terkenal dengan nama Cressent Moon Lake. Saya merasa seperti seorang penjelajah gurun yang kemudian melihat sebuat fatamorgana berupa oasis. Untungnya itu bukan fatamorgana.
Mendaki bukit padang pasir
Seperti namanya, danau ini berbentuk bulat sabit dan dibangun pagoda tepat sebelahnya. Ukuran danau ini tidaklah terlalu besar yaitu 218 m panjang dan 54 m lebar. Danau ini dipercaya bertahan sekitar 2000 tahun hingga sekarang dan diperkirakaan keberadaannya dikarenakan posisi lembah yang rendah sehingga air baik dari udara atau hujan bisa berkumpul disana. Tiap tahunnya air di dalam danau ini terus berkurang sehingga pemerintah melakukan recovery dengan mengisi ulang danau tersebut dengan air pada tahun 2006. Memang sangat disayangkan jika situs seperti ini harus hilang.

Pagoda dan danau

Dari atas bukit tadi kami meluncur ke bawah menuju danau tersebut. Karena kemiringan bukit membuat kami dengan mudah meluncur dari atas menuju bawah. Yang tadinya memerlukan sekitar 30 menit sampai puncak, kini kami hanya membutuhkan sekitar 5 menit untuk turun. Kami bergabung dengan beberapa turis menikmati keindahan situ ini.

Nongkrong gaul di Downtown
Patung seorang apsara sedang meniup seruling
Sore harinya kami kembali ke Downtown untuk nongkrong gaul ala warga lokal. Kami sengaja berhenti di sebuah cafe untuk bersantai sejenak. cafe ini bernama Jasmine cafe. Bisa dibilang ini cafe berkelas soalnya harganya mahal haha. teh saja harganya mencapai 35 CNY. Interiornya bagus dan nampak didesain dengan apik. Tempat ini memang oke buat nongkrong-nongkrong gaul gitu ...haha apalah! Saya juga sempat mencoba mesjid besarnya yang tidak jauh dari cafe tadi.

sate kambing yang rasanya enak
Di antara kota-kota sebelumnya, kota ini lah yang paling tourist-friendly. Sudah banyak tanda petunjuk dan lalu lintas berbahasa inggris dan juga hampir semua tempat ada tulisan alfabetnya meskipun penduduk sini masih minim dalam berbahasa inggris. Tidak seperti di kota-kota sebelumnya, di Dunhuang nyaris tak ada mobil yang membunyikan klaksonnya dan lalu lintasnya pun tertib. Beberapa supir taksi dan bus adalah wanita. Orang lokalnya pun ramah dan tidak terlihat orang meludah di sembarang tempat. Pokoknya kota ini the best abis lah!

Downtown ramai saat malam karena selalu ada pasar malam setiap malamnya. Para penjual pinggir jalan menjajakan jajanan hingga souvenir lokal. harganya pun tidak di margin terlalu mahal. Kami pun mampir ke kedai makanan di sekitar pasar malam. Kami berhenti di warung sate kambing. Satenya enak dan rasanya memang baru bagi saya. Ini makanan paling enak selama perjalanan ini!

7 comments:

  1. http://endearmentmoment.blogspot.com/November 11, 2014 at 11:36 PM

    Gunaidi suhu di Gurun Gobi berapa derajat pas kesana? Postingan menarik. Salam kenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kebetulan pas autumn dingin banget. mungkin sekitar 10-15 derajat kalo siang. kalo malem bisa di bawah 10 derajat

      Delete
  2. Mau tanya ya..berada di sini berapa haribulan ya.

    ReplyDelete
  3. Halo salam kenal mas...boleh tanya2?
    1. dari stasiun kereta dunhuang ke crescent lake bisa one day tour gakya. Jadi ga nginap, sampai st.dunhuang pagi, explore cresent lake & downtown, malamnya balik ke stasiun kreta utk lanjut ke zhangye.
    2. Ada bus umun dari stasiun ke crescent lake & crescent ke downton?
    3. Di stasiun KA dunhuang ada loker penitipan tas gakya?

    Sebelumnya terima kasih atas infonya^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. bisa banget! estimasi dri stasiun ke cresent lake klo make taksi cuma 1/2 jam klo bus ya 1 jam lah. klo downtown bagus explore sore-malem pas ada pasar malemnya
      2 setahu saya ga ada bus direct dari stasiun ke cresent lake. Kemaren dari stasiun saya naik bis ke downtown (pemberhentian trakhir di downtown) udah itu ambil bis no 3 langsung ke cresent lake. naik bis murah banget!
      3. loker saya kurang tau karena ga ngecheck

      Delete
  4. Dari Zhangye ke Dunhuang naik bus atau kereta? Tiketnya berapa?

    ReplyDelete