______ Let's ______

TRAVEL. DIVE. EAT. FLY. WRITE. 

_________ Because Everything is Awesome _________

 

 

 

November 8, 2014

8 days in China : Zhangye, bukit warna-warni yang tersebunyi


Setelah menemukan Jiuzhaigou di internet, saya kembali mencari destinasi lain yang bisa saya kunjungi di China. Saya menginginkan destinasi yang tidak biasa lagi bukan kota yeng semrawut yang malah bikin naik darah. Di lembar tautan yang sama hasil dari penelusuran dengan kata kunci "most beautiful place in the world" di google, saya menemukan sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit berwarna-warni. Foto itu nampak "aw" sekali di mata saya. Awalnya saya pikir bahwa foto ini hanyalah editan foto saja. Pernah juga foto yang sama menjadi viral di social media dan dikaitkan dengan ayat-ayat tertentu. Saya kembali bertanya, "Apakah tempat ini nyata?". Mulaulah saya melakukan pencarian lebih dalam lagi. Berbagai forum dan tautan saya baca dan saya dapat simpulkan, "Ini nyata!".

Taman nasional Zhangye - Danxia atau Danxia landform merupakan taman nasional berada 30 km atau 1 jam berkendaraan dari kota Zhangye. Keunikan dari taman nasional ini adalah keberadaan dari bukit-bukit yang berwarna-warni. Warna-warna ini katanya akibat dari penumpukan batu pasir dan mineral yang terjadi sejah jutaan tahun yang lalu. Saya bukan ahli geologi jadi cuma itu yang bisa saya jelaskan hehe. Warna-warni ini akan semakin terlihat saat mendekati matahari terbenam atau sesaat setelah hujan.

Cukup sulit untuk menuju kota ini dari Jiuzhaigou. Berdasarkan postingan sebelumnya 8 days in China : Perjalanan dari Jiuzhaigou ke Zhangye , saya harus berganti-ganti moda transportasi. Kota yang paling mudah untuk mengakses tempat ini adalah Xi'an namun itupun harus naik kereta selama belasan jam. Saya tidak mau membuang-buang waktu jika harus kembali ke Xi'an. Jadi kami memaksakan diri untuk mengambil jalan pintas menuju Zhangye.

Seri lengkap tentang perjalanan lainnya di China bisa di lihat di tautan berikut

[28 Oktober 2014]
Zhangye. kota industri di jalur sutra
Zhangye bell tower
 Sekali lagi kota Zhangye adalah kota yang belum pernah terpikirkan oleh saya selama ini. Memang benar kalau harta karun itu selalu berada di tempat-tempat yang tak banyak orang tahu.. salah satu kota yang cukup berkembang dan menjadi tempat persinggahan oleh para pedagang jalur sutra di masa lampau. Posisi kota ini berada dekat dengan perbatasan dengan mongolia dimana iklim kota ini lebih cenderung ke iklim gurun. Transportasi yang tersedia di kota ini hanya dua yaitu bis dan taxi.

Menjadi orang lokal di Zhangye
Restoran halal di Zhangye yang buka di pagi buta
Kami tiba di kota ini sebelum subuh sehingga matahari saat itu belum muncul. Kondisi saat itu sangat dingin sehingga kami memilih sedikit beristirahat di dalam stasiun. Kami melihat beberapa orang melakukan hal yang sama dengan kami karena ruangan di dalam stasiun lebih hangat. Beberapa ada yang sedang tertidur di atas tumpukan tas-tas bawaannya yang besar. Sesaat setelah matahari terbit, kami memilih untuk mencari makan. Beruntungnya kami menemukan rumah makan halal yang buka di awal pagi. Terlihat beberapa orang lokal berwajah campuran rusia dan asia juga makan di tempat ini. Seperti biasa kami memilih makanan berdasarkan gambar yang tercantum di spanduk karena semua menu makanan bertuliskan dalam huruf mandarin. Kami memesan mie buatan tangan yang ukurannya kira-kira sebesar spageti lengkap dengan campuran daging dan sayur. Sampai saat ini saya tidak tahu apa nama makanan ini.

Zhangye Downtown
Rencanannya kami harus pergi menuju terminal bis barat (west bus station) untuk menitipkan barang bawaan kami. Tidak mau mencari cara mudah akhirnya kami memilih menggunakan bis daripada taxi. Entahlah saya lebih suka naik transportasi umum bergabung bersama masyarakat lokal. Stasiun kereta api sendiri dilewati oleh bis nomer 1 seharga 2 CNY/orang. Sebenarnya kami tidak tahu ini bis mau kemana. Kami hanya mengikuti peta yang sudah kami bawa sebelumnya. Karena kami terlihat kebingungan di dalam bis akhirnya ada seorang penumpang yang bertanya dalam bahasa mandarin. Entah bagaimana caranya kami berkomunikasi intinya yang kami pahami kami harus turun di halte sebelah mana dan ganti ke bis 15 dan turun di halte sebelum bundaran. Kadang berkomunikasi itu bukan untuk saling mengerti tapi memahami cieeeee....
Pasar lokal di Zhangye downtown
Kami pun entah bagaimana caranya menemukan terminal bis yang dimaksud dan berhasil menitipkan barang-barang kami di sana dengan membayar sekitar 5 CNY/orang (kalau tidak salah!). Setelah itu kami pun berkeliling kota Zhangye dengan berjalan kaki terlebih dahulu. Kami berjalan ngasal saja, ngalor-ngidul tidak jelas, melewati pasar, berkunjung ke toko perlengkapan outdoor, kemudian tiba-tiba masuk ke ruko handphone, dan pada akhirnya perut saya terasa mules-mules. hehe.

Kami sengaja mengunjungi salah satu restoran cepat saji bernama Dicos. Nampaknya Dicos ini memiliki cabang di setiap kota. Tujuannya bukan untuk makan tapi untuk memanfaatkan toilet mereka..dasar penjahat haha. Beberapa gelas kopi kami beli sebagai alibi. Satu per satu dari kami mulai menggunakan toilet disana begitu pun saya yang saat itu perut saya sedang berontak. Lagi-lagi ini cerita si Victor yang selalu melihat hal yang tidak perlu dilihat. Ketika giliran dia berada di toilet ,dia melihat ada ibu-ibu yang membiarkan anaknya yang mau buang air besar di tumpukan ember dan alat pel di sudut dekat wastafel padahal saat itu toilet tidak penuh. Belum tahu apa motifnya sang ibu-ibu itu melakukannya yang pasti toilet baru saja dibersihkan dan terjadilah adu mulut antara si ibu dan petugas cleaning service. Sekembalinya dari toilet si Victor ini jadi emosi lagi haha.

Supir Taxi sang mantan pembalap
Jarak dari Zhangye dan danxia yaitu sekitar 40 km dan Ada 2 cara menuju kesana yaitu  taksi seharga 200 CNY dan bis seharga 10 CNY/orang. Inilah yang membuat kami menyesal nantinya.Ini mungkin pilihan kami yang paling salah selama perjalanan ini. Kami semua memilih taksi untuk pergi menuju Taman nasional Danxia. Ketika kami menanyakan harganya, supir taksi itu hanya mengisyaratkan angka 2 dan selanjutnya entah apa. Kami berspekulasi apakah 20 CNY atau 200 CNY  atau argo + 20 CNY atau entahlah. Lupakan itu semua kami pun langsung masuk saja dalam taksi tanpa peduli. Kami baru sadar kalau jaraknya jauh dan argo pun terus naik hingga mencapai diatas 90++. Tak hanya itu saja, cara menyetir si supir pembalap ini benar-benar gila!!!!!. Kecepatan taxi yang ia kendarai mencapai 120 km ke atas dan kalau menyalip tidak tanggung-tanggung!!! mau ada mobil atau truk di depan, dia tidak peduli. Dia nampak sering menggunakan rem tangan untuk berhenti mendadak. Untungnya saya bertiga duduk di belakang dan pasrah saja lalu tertidur haha. Si Victor inilah yang paling sedih, karena dia duduk di kursi depan membuatnya tidak bisa tidur dan menikmati keseluruhan perjalanan itu. Setelah dia turun dari mobil dia sempat berkata, "udah mau gue ajak berantem itu tadi supirnya!". Sungguh malang nasib kawan satu ini.

Danxia Landform Geopark
Ini dia menu utama di kota ini, bukit pelangi Danxia.  kami harus membayar 60 CNY/orang untuk tiket masuk dan transportasi selama di areal taman nasional ini. Inilah tiket wisata paling murah selama perjalanan kami. Ada 4 pemandangan di tempat ini yang jaraknya cukup jauh antara masing-masing tempat. Setiap pemandangan memiliki pesonanya masing dan yang paling indah adalah di spot 1 & 4! kami berkeliling area menggunakan minibus yang sudah disediakan. Penggunaan bis tidak terbatas jadi bisa digunakan bolak-balik. Kami sempat menunggu agak sore disana karena katanya saat sore hari warna-warni dari bukit disana semakain terlihat.
  • The first viewing platform : Paling dekat hanya 10 menit dari pintu masuk 
First viewing platform Danxia Landform
    First viewing platform Danxia Landform
    • The second viewing platform : menjadi platform yang paling tinggi diantara yang lain dan butuh 666 anak tangga untuk sampai ke puncak. Kami memilih untuk tetap berada di bis karena malas dan pemandangan yang tak jauh berbeda dari yang pertama.
    Second viewing platform Danxia Landform
    • The third viewing platform : lebih terkenal dengan pemandangan 'seven colors of fan'
    Third Viewing Platform Danxia Landform
    • The fourth viewing platform : Ini platform yang paling mantap karena warna-warnanya sangat terlihat!
    Fourth viewing platform Danxia Landform
    Dilema terminal bis yang sudah tutup
    Pembelajaran dari sewaktu kami pergi adalah naik bus lebih murah daripada naik taksi. Bis ternyata tidak berada di dekat pintu masuk taman nasional ini sehingga kami harus berjalan sekitar 500 meter menjauh. Sempat teman saya yang wanita, Kartika, dia diajak oleh turis-turis pria berkacamata hitam dan berpenampilan menarik untuk bergabung bersama mereka naik taksi. Mungkin mereka saat itu melihat dia sedang sendiri. Kemudian setelah melihat gerombolan turis-turis kere alias kami bertiga, mereka langsung acuh tak acuh. Entah bagaimana ceritanya turis-turis pria yang tadi ternyata menggunakan bis yang sama dengan kami! Hina-lah haha.
    Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan saya tidak enak selama di bis. Sesampainya di terminal kami diturunkan di depan terminal bukan di dalam terminal. Saya pun curiga dan benar saja terminal bis tadi sudah tutup!!!! Pintu masuk menuju terminal sudah dirantai dan dipalang. Entahlah kenapa cara mengunci pintu terminal ini menggunakan cara lama. Faktanyal tas-tas kehidupan kami masih ada di dalam terminal!!!!! Kami semua panik dan tanpa rasa malu kami semua mengetuk-ngetuk pintu kaca itu. Untungnya masih ada penjaga wanita yang masih berada disana. Serentak kami semua memberikan isyarat bahwa tas kami masih di dalam. Dia pun mendekati kami dan berbicara bahasa mandari lagi. Sekali lagi entah bagaimana caranya kami mengerti apa yang ia ucapkan, akhir cerita kami pun bisa masuk ke terminal melalui jalur masuk yang lain. Saya merasa serasa hidup kembali!

    Kembali ke staisun kereta
    Kami pun harus kembali menuju stasiun kereta lagi. Kami memang tidak berencana untuk tinggal di Zhangye. Satu hari saja sudah cukup berada di kota ini dengan segala pengalaman-pengalaman unik yang terjadi dan melanjutkan destinasi kami yang ketiga, Dunhuang.

    Kereta yang akan kami gunakan adalah kereta bernomor K591 hard sleeper seharga 148 CNY untuk keberangkatan pukul 1.20 pagi. Kami memesan tiket kereta ini secara online. Perbedaan antara hard sleeper dan soft sleeper adalah untuk soft sleeper penumpang mendapatkan kamar pribadi untuk 4 orang lengkap dengan pintunya sedangkan hard sleeper setiap blok mampu menampung 6 orang  tanpa pintu . Pastinya hard sleeper lebih sempit dan saking sempitnya saat terbangun bisa langsung terbentur atap atau kasur yang diatas.

    Nampaknya penghangat di dalam stasiun ini tidak menyala. Suasana dingin tersebar di seluruh ruang tunggu kereta yang luas. Penderitaan kami ternyata masih belum berakhir. Kereta kami ditunda selama lebih dari 1 jam. Ternyata tidak hanya kereta kami saja yang ditunda, beberapa kereta tujuan lain pun mengalami hal yang sama. Saya tidak tahu apa alasannya sampai hal ini terjadi namun katanya keterlambatan ini biasa terjadi di jalur ini.

    Kisah cinta si Ceker dan si Ngantuk
    Sedikit after credit saja. Ini adalah kisah dua sejoli yang sedang menunggu kereta di ruangan yang sama dengan kami. Tepat berada di depan kursi kami duduk terlihat seorang wanita berjaket merah dan sang pria pacarnya. Kami memanggil sang wanita si ceker karena kerjaannya makan terus-menerus terutama makan ceker yang sudah menjadi makanan ringan baginya. Kami menunggu hingga 4 jam di dalam stasiun dan selama itulah si ceker ini terus menerus-menerus. Beberapa kali si Ngantuk sempat tertidur kemudian dibangunkan dan disumpel lagi mulutnya dengan makanan oleh si ceker. Sungguh malang nasib si Ngantuk dan malangnya kenapa kalian tetap membaca terus cerita yang tidak penmting ini.

    9 comments:

    1. Sungguh malang juga nasibku...habis endingnya lucu juga kog! ni ketawa sendiri wkwkwkwwk..sableng

      ReplyDelete
      Replies
      1. artikel yang bagus mas.. rencana Akhir maret saya mau ke china. saya mau nanya rute kalau dari Jiuzhaigou ke Zangye itu gimana ya. seperti informasi diatas cukup buang waktu kalau ambil rute dari Xian.. jadi saya ingin coba rute yang mas pakai..Terimakasih

        Delete
    2. sebenarnya jiuzhaigou ama zhangye itu ga sejalur bahkan naik pesawat pun tetep harus turun di lanzhou

      ReplyDelete
    3. Dari Lanzhou ke Zhangye naik apa mas? Berapa lama perjalanan kesana?

      ReplyDelete
      Replies
      1. ka mau tanya donk kalo dari guangzhou aku ambil ke arah mana ya? thanks slot sebelumnya

        Delete
      2. kayaknya pesawat dari guangzhou ke lanzhou ada deh

        Delete
      3. Kak kalo dari zhangyhe ke Xian naek apa yah? Saya April mau ikutin jalur kk tapi dari zhangyhe mau langsung ke Xian gitu

        Delete
    4. Hai, saya aisyah from malaysia. boleh bagi full itinerary ke sini??
      nooraisyahton@yahoo.com

      ReplyDelete