______ Let's ______

TRAVEL. DIVE. EAT. FLY. WRITE. 

_________ Because Everything is Awesome _________

 

 

 

May 18, 2014

10 days in Japan : Tokyo, Antara kehidupan, Budaya dan kota metropolitan

Pedestarian Crossing (Shibuya, Tokyo)
[26 April 2014]
sekitar 2 tahun yang lalu, itulah saat pertama kali saya ke tokyo. Sebelum pulang ke Indonesia saya sempat bilang ke teman-teman saya "Suatu saat nanti saya akan ke tempat ini lagi" dan itulah hari ke 7 saya di tokyo lagi. Disini saya akan lebih berbicara tentanglmakanan dan budaya orang Jepangnya sendiri.


Makan, makan, belanja dan silahturahim
Tokyo tower dini hari.
Cuma nyala setengah
Demi penghematan dan sekalian silahturahmi, kami menginap di salah satu apartemen temannya teman seperjalanan saya (ribet juga). Lokasinya sekitar 30 menit jalan kaki dari Tokyo tower. Dari sini sebagian dari tower tersebut kelihatan. Hanya beberapa tempat saja kami kunjungi di Tokyo. Kegiatan utamanya adalah Makan, makan, belanja, silahturahim dan terakhir baru muter-muter. Setelah 6 hari yang lalu cuma terjebak di pedesaan, tidak ada salahnya menyicipi kota terpadat di dunia.

Setelah 6 hari yang lalu kami cuma makan Indomie, indomie, nasi hambar+ tempe dan ratusan vegie/tuna onigiri (maklum traveler kismin hehe), di Tokyo makanan yang kami makan sedikit bervariasi. Ada banyak makanan yang bisa dikonsumsi oleh muslim di Jepang meskipun lebih baik mendapat rekomendasi dari muslim yang sudah tinggal di Jepang. Kami sendiri sempat makan beberapa jenis makanan disini seperti:




  • Udon : Menurut saya ini makanan paling juara yang pernah saya makan di Jepang. Harganya sekitar 450 Yen di Shibuya. Udon layaknya mie dengan diameter yang lebih besar dan disantap dengan kuah campuran rumput laut dan ikan. Kita bisa memilih lauk tambahan seperti gurita, ikan, ayam dan sebagainya. saya memilih mengambil gurita agar lebih tenang.
  • Udon + gurita goreng
  • Vegi/suna onigiri : Ini makanan sejuta umat buat backpacker. Harganya cuma 100an yen dan bisa di beli di Convi mart. Setiap convi mart memiliki jenis onigirinya masing-masing. Onigiri itu layaknya lemper kalau di Indonesia. Ada caranya lagi gimana cara memakannya. 
    • Vegie ramen : Lokasinya di Tokyo Station dekat loket informasi. Ramen ini benar-benar full sayuran bahkan sampai topingnya. Harganya sekitar 700 yen. Makan ramen ini bisa jadi cara lain untuk merasakan bagaimana rasanya ramen di Jepang.
    • Vegie ramen

    • Kebab Turki : Ini pun bisa di bilang makanan sejuta umat karena tersebar dimana-mana. Pedagang mayoritas benar-benar berasal dari Turki. Kebab Turki di Jepang sedikit berbeda dengan di Indonesia. Disini Roti nan dijadikan mangkuk dan dimakan dengan menggunakan sumpit. ada pun yang jenisnya menngunakan nasi
    • Campuran daging ayam, domba
      dan sapi di warung turki

    • Masakan Indonesia dan Melayu : Di beberapa tempat terdapat restoran indonesia atau melayu. Makanan jenis ini merupakan makanan mahal bisa mencapai 1000 yen untuk satu piring ayam penyet namun kalau sudah rindu dengan makanan kampung halaman mau bagaimana lagi
      Restoran Indonesia
    • Sushi : Sushi terbuat dari nasi yang diberi toping seafood mentah. Entah kenapa meskipun mentah tetep ada rasanya. Biasanya harganya sekitar 100 yen untuk 1 sushi dan kalau mau kenyang mungkin perlu makan 10 piring hehe. Tsukiji market merupakan pasar ikan terbesar di tokyo ada beberapa warung sushi di sekitar sana
    Sushi
      Car Free day , Ginza

      Setalah makan-makan kami beranjak untuk belanja. Kami pun pergi ke daerah Ginza yang katanya ada toko uniqlo terbesar di Jepang. Sedikit informasi ada Car free day sampai jam 3-5 sore di Ginza juga. Gedung tersebut terdiri dari 12 lantai dan semuanya isinya Uniqlo. Lumayan beberapa barang sedang diskon dan sensasinya beda kalau beli di tempat asalnya langsung mesikipun di tagnya ada tulisan "made in China".

      Setalah kalap belanja kami pun pindah ke Akihabara untuk reunian sesama alumni di Starbucks. Ini adalah Starbucks kedua saya. Ternyata banyak juga alumni-alumni kampus disini. Seandainya nanti jalan-jalan lagi ke sini mungkin bisa dapet nginep gratis haha. Lumayan hemat budget buat jalan-jalan.
      AKB48 cafe, Akihabara

      Pernikahan di Meiji Shrine



      Beruntung kami berada di Meiji Shrine saat itu karena berpaspasan dengan acara adat pernikahan pasangan Jepang disana. Shrine tersebut memang biasa digunakan untuk acara pernikahan terutama di hari minggu. Kami sediri melihat ada 2 pasangan yang menikah disana dalam rentang waktu sekitar setengah jam.

      Pernikahan ala Jepang
      "Pernikahan di Jepang terbilang mahal", kata teman saya yang sudah tinggal di Jepang selama beberapa tahun.

      "Bahkan yang diundang pun bisa jadi bencana buat mereka karena uang amplopnya ada batas minimalnya dan dikasih nama pula jadi ketahuan kita nyumbang berapa, kira-kira standarnya 30000 yen", lanjut teman saya itu

      dan saya cuma bisa bilang "wow"
      Persiapan Foto bersama
      Kami pun berpindah sembari berjalan. Kami lebih banyak berbincang tentang kehidupan di Jepang dan tentu orang-orangnya. Orang Jepang adalah orang yang pekerja keras dan memiliki sopan santun yang hebat. Kerahamahan dan rasa ingin membantunya pun sangat terasa untuk turis-turis yang pernah ke Jepang, mungkin levelnya saja yang berbeda antara di kota besar dan kota kecil. Sempat sewaktu saya mencari hostel di Kyoto, kami mencoba bertanya pada orang lokal sekitar bagaimana caranya menuju tempat itu. Pada awalnya dia tidak tahu kemudian dengan sigap, ia masuk ke sebuah toko dan bertanya pada orang di dalam. Penjaga toko pun tidak tahu meskipun dia sudah mengeluarkan peta lengkap dengan perangkapnya. Pada akhirnya dia meminta kami nomer telepon hostel kami jika ada dan dia pun langsung menelpon nya. Wow...sampai segitunya mereka membantu.

      Keramaian di Shibuya
      Selama di perjalan kami melihat kalu wanita kota di jepang jago make-up dimana punpasti make-up. Meskipun sering seing make-up tapi ga menor juga jadi masih enak dilihat hehe. Kata temen saya biasanya wanita Jepang yang ngejar pria dan konon kabarnya wanita Jepang suka pria-pria orang indonesia karena warna kulit dan lebih gentle katanya. wah..bisa nih hehe. 

      Budaya kerja keras yang luar biasa. Mungkin ini salah satunya kenapa Jepang bisa maju. Toleransi kesalahan disini pun sangat tinggi bahkan kereta telat beberapa detik pun minta maafnya kelewatan. Pejabat yang melakukan kesalahan pun langsung mengundurkan diri.

      Piramida terbalik ini adalah salah satu permasalahn di Jepang. Orang tua lebih banyak ketibang angka kelahiran. Semakin sedikit pemuda yang menopang negara. Banyak pasangan di jepang tidak punya anak. Katanya sih biayanya mahal untuk bisa menyekolahkan dan sebagainya. Mereka sangat detail dalam segi finasial sehingga keburu khawatir padahlakan banyak anak sama jsa dengan banyak rezeki hehe. 

      Hewan peliharaan yang dibawa di dalam kereta dorong. Orang sana banyak yang memelihara hewan peliharaan. Hewan peliharaan lebih setia kepada majikannya jadi ga bakal berhianat. Jadi teringat film Hachiko yang menunggu majikannya  yang ga pulang-pulang. Sebagai bentuk penghargaan untuk Hachiko, dibuatlah patung anjing itu di depan stasiun Shibuya

      Banyak orang jepang tidak pandai berbahasa inggris bahkan anak sekolahannya. menurut teman saya, meraka kurang exposure untuk belajar bahasa inggris. Mereka dimanja dengan bahasa mereka sendiri sampai buku teks, film dan sebagainya. Banyak film yang di dubbing langsung. Kalau temen-temen pernah nonton "Lost in Translation" yang bercerita seorang amerika yang jadi bintang iklan di Jepang dan merasakan bagaimana sulitnya komunikasi  disana karena rata-rata orang sana jarang yang bisa bahasa inggris. Filmnya serius tapi kocak sih hehe

      Perusahaan-perusahaan Jepang sudah mulai banyak membuka lowongan untuk orang-orang luar salah satunya orang Indonesia.  mulai searching-searching lowongan haha


      Saatnya Jalan-jalan!

      Harajuku
      destinasi yang saya kunjungin di Tokyo tidak banyak antara lain Meiji shrine, Shibuya, harajuku, Tokyo tower, mesjid Tokyo, Asakusa, tokyo sky tree dan Akihabara.

      Satu hal lagi yang perlu diingat untuk jalan-jalan di Tokyo yaitu sangat mudah! Transportasinya sudah tidak diragukan lagi. Jalur yang sangat banyak sehingga untuk jalan kemana-mana sangat mudah. Tidak seperti di kota lain dimana jalur kereta hampir dikuasai oleh JR, di Tokyo sendiri ada banyak perusahaan swasta yang menggeluti bisnis di bidang transportasi kereta ini. hal ini membuat JRPass tidak berkutik disini. Mayoritas Line dikuasai oleh Tokyo Metro. Ada banyak pilihan 1-day pass dan menurut saya lebih murah ketibang beli tiket satu per satu. cara menggunakan MRT di Jepang sama seperti di negara-negara lain jadi tidak perlu waktu banyak untuk memperlajarinya asalkan kita punya Map.

      Ginza
      Setsoji Temple, Asakusa
      Tokyo sky tree

      Tempat yang berbeda dan mungkin jarang orang kunjungin adalah Mesjid. Kami pergi ke Mesjid jami Tokyo di daerah Yoyogi uehara. Aristektur luarnya mirip seperti Blue mosque-nya Turki. Penampakan mesjidnya sangat bagus dan bersih terutama bagian dalamnya yang terdapat lampu besar berbentuk Kaligrafi. WC-nya pun Indonesia-friendly hehe. Di mesjid ini memiliki kapasitas sampai 600 orang dan menurut saya ini terlalu kecil untuk menampung muslim di Tokyo sendiri.

      Interior lampu, Mesjid jami tokyo
      Tower Mesjid, Mesjid jami tokyo





      No comments:

      Post a Comment