Status kerja di P&G (Pengangguran&Galau) memang membuat tabungan seret...hehe...tapi jalan2 harus tetep berjalan. Berhubung ajakan teman kali ini low budget travelling tidak ada salahnya dicoba.
"Tracking sepeda dari dago ke warung bandrek" dimulai
Sebenarnya perjalanan kali ini ga terlalu wah lah tapi biar asik dibikin agak lebay lah...haha
Kami berkumpul jam 7 pagi. Kali ini kami berjumlah 7 orang, 5 orang amatiran (3 pria dan 2 perempuan) dan 2 orang expert dalam MTB. Penampakan sepeda yang kami gunakan pun tidak semuanya meyakinkan untuk MTB. Ada yang menggunakan sepeda santai lengkap dengan keranjangnya, sepeda dengan rem belakang blong dan yang pasti 60% sepeda saat itu adalah hasil pinjaman.
Bergeraklah kami dari mesjid darul hikam dago menuju terminal dago. Jalanan halus memang sebuah keuntungan bagi kami namun jalanan yang menanjak membuat cobaan kami makin berat. Alhasil berhentilah kami di terminal Dago sembari menunggu salah satu dari kami yang tertinggal jauh dibelakang. Kami mulai bergerak lagi menuju pintu hutan raya. Namun belum saja sampai menuju hutan raya, beberapa dari kami seringkali istirahat dan bahkan menuntun sepeda. untuk perjalanan selanjtnya sampai menuju warung bandrek, untuk jalan datar kami ngegowes sepeda sedangkan untuk tanjakan dituntun karena terlalu banyak tanjakan putus asa disana. 
Tibalah kami di warung bandrek selama 2 jam. Sesuai namanya ....ya.. ini benar2 warung bandrek tidak lebih tapi karena jalur yang cukup ekstrem menuju kesini banyak sekali biker2 hinggap disini. biker2 disini mulai dari mahasiswa, orang biasa sampai orang2 yang punya projek milyaran. Tak tanggung-tanggung ada beberapa sepeda yang berharga puluhan juta. Minuman yang khas disini tentu saja bandrek susu seharga Rp5000,- dan gorengan seharga Rp1000,-. untuk bandreknya sendiri memang cukup mahal sih tapi rasanya benar2 nimmat lah!
untuk turunnya? jangan ditanya... berasa surga lah..haha
Keren fotona
ReplyDelete